Xtgem Becek - Babak baru perseteruan Arab Saudi VS AS. Kementerian Luar Negeri Arab Saudi telah mengutuk undang-undang AS yang memungkinkan keluarga korban 11 September 2001 atau 9/11 untuk menggugat kerajaan. Arab Saudi mengancam AS akan menerima konsekuensi serius jika nekat menggugat Kerajaan Arab Saudi.

Parlemen dan Senat AS, hari Kamis menyetujui UU yang dikenal sebagai “Justice Against Sponsors of Terrorism Act (JASTA)” tersebut. ± 3 ribu orang tewas dalam serangan mematikan pesawat bajakan terhadap menara kembar World Trade Center (WTC) 15 tahun silam.

Sebanyak 15 dari 19 orang pembajak adalah warga Saudi. Tetapi Kerajaan Arab Saudi telah membantah terlibat dalam serangan tersebut. ”Erosi kekebalan (hak) berdaulat akan memiliki dampak negatif pada semua negara, termasuk AS,” bunyi pernyataan dari Pemerintah Saudi, dilansir kantor berita SPA, hari Jumat (30/9/2016).

Kementerian Luar Negeri Saudi itu mengeluarkan ancaman jika Kongres AS tidak memperbaiki UU itu.”(Perbaikan UU) untuk menghindari konsekuensi serius yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi,” kata kementerian itu, tanpa merinci dampak dari konsekuensi yang akan dirasakan AS.

Sebelumnya, di Pemerintah Saudi diketahui telah mendanai pelobi agar membendung pengesahan JASTA yang bisa merusak prinsip kekebalan negara berdaulat. Sejak UU itu disahkan mata uang Riyal Saudi jatuh terhadap dollar AS di pasar valuta asing.

Para analis berspekulasi, jika Kerajaan Saudi nekat digugat melalui JASTA, ini dipatikan akan ketidakpastian seputar implikasi negatif yang dapat mempengaruhi perdagangan bilateral dan investasi Saudi sebagai sekutu utama AS.

"Kata Anwar Gargash," UAE tetangga dan sekutu di Teluk melalui akun Twitter, sudah memperingatkan dampak jangka panjang jika Arab Saudi disakiti dengan UU baru AS tersebut. “Kongres AS bergerak ke preseden yang berbahaya dalam hukum internasional yang merongrong prinsip kekebalan dari berdaulat dan masa depan investasi di AS.