Polly po-cket

Opini Perang Dunia 3: Rusia Bisa Saja Hancurkan New York Dalam Waktu 18 Menit

Pro-paganda - Baru-baru ini laporan bahwa Rusia sedang memasang senjata kelas berat di Suriah dan laut Baltik, telah membuka peluang meletusnya perang dunia ke 3. Dan Rusia benar-benar telah menegaskan dirinya sangat siap jika perang meletus.

AS sadar benar ancaman potensi dari Rusia. AS, Inggris, Perancis+NATO benar-benar fokus untuk mencegah bangkitnya kekuatan Uni Sovyet atau negara manapun yang bisa menandingi superioritas AS terutama Cina, Iran, Korea Utara.

Pepe Escobar, seorang jurnalis militer terkemuka Brazil, Opininya dimuat di Sputnik News. Dalam artikelnya yang diterbitkan pada hari Selasa. Escobar berkata, AS telah mulai kehilangan “dominasinya” di dalam konflik Suriah. Mereka jelas telah kalah dari pengaruh Rusia di sana.

Washington kini mengalami posisi yang sama seperti di Vietnam. Saat ini AS memiliki lebih dari 50 grup pasukan pemberontak bayaran yang dibiayainya dalam posisi kendali komando langsung AS. AS sangat berkuasa untuk memberi perintah, arahan dan target serangan sesuai kemauanya. Kemudian bakal ada tambahan 200 Pasukan Khusus yang akan segera dikirim

Selanjutnya bakal ada lagi tambahan 200 Pasukan Khusus yang akan segera dikirim ke Irak untuk “terlibat dalam pertempuran langsung” dengan ISIS, kata Escobar.

“Perkembangan ini, adalah untuk berupaya kembali terlibat di invasi Irak dan perang Suriah, semua orang tahu Washington tidak akan pernah melepaskan diri dari Timur Tengah yang kaya minya itu,” kata Escobar. Banyak aliansi di Suriah dan kemudian Turki yang membingungkan.

Sampai saat ini, setidaknya ada 4 grup koalisi di Suriah, kata Escobar, yaitu:

• “4 + 1” (Rusia, Suriah, Iran, Irak ditambah Hizbullah) – koalisi inilah yang sebenarnya berjuang melawan ISIS

• Koalisi keroyokan pimpinan AS yang melibatkan 34 negara

• Kolaborasi militer langsung antara Rusia dan Perancis

• Kelompok militan yang disponsori Saudi, berideologi “Islam” radikal, salafi-jihadi.

Disinilah posisi Turki yang paling misterius. Di bawah pemerintahan Erdogan, Turki memainkan permainan ganda demi keuntungan sendiri, kata Escobar.

Turki sempat bersitegang dengan Rusia saat menembak jatuh jet tempur Rusia di perbatasan Suriah-Turki, aksi ini dianggap Turki dianggap pahlawan oleh NATO dan AS. Kemudian setelah terjadi percobaan kudeta militer yang gagal yang disponsori AS. Turki malah dicaci maki NATO dan AS. Saat itulah Rusia membuka tangan lebar-lebar menawarkan pertemanan pada Turki untuk membuat koalisi Rusia-Turki.

Saat tahu Putin berusaha merayu Erdogan, Obama langsung mengutus Jhon Kerry wakilnya untuk meredakan ketegangan antara Turki dan AS dan bersedia mengekstradisi Gullen sang aktor kudeta yang tinggal di AS.

Rusia akan menggunakan senjata nuklir jika diperlukan. Eskalasi hubungan antar aliansi di Suriah sangat panas, terutama setelah gencatan senjata yang gagal antara Rusia dan AS. Malahan jet-jet tempur AS terus menghajar tanpa arah posisi pasukan Bashar Assad ke wilayah-wilayah strategis.

Kini para intelijen Rusia telah membaca arah ancaman tersebut, bahwa koalisi AS dan NATO berencana menggempur kekuatan udara Bashar. Rusia pun menjawabnya dengan mengaktifkan semua dari rudal anti udara S300 dan S400 ke Suriah. Kini situasi pun memanas dengan merapatnya lagi Turki ke AS.

Misterius bagaimana arah di hubungan Turki dan Rusia. Tapi Rusia juga bersiap dengan kekuatan penuh di laut mediterania dengan kapal-kapal selam rudal nuklir. Jika Turki dijadikan senjata boneka AS dan NATO untuk menyerang Rusia. Maka Rusia telah siap membalasnya dengan serangan nuklir ke segala penjuru Eropa Barat terutama Inggris dan Perancia.

Salah satu rudal nuklir Rusia paling mematikan SS-18 siap siaga. Pentagon melabelinya sebagai rudal ‘Setan’, karena mampu mencapai target dan menghancurkan negara bagian New York dalam waktu 18 menit sejak diluncurkan. Rudal SS-18 membawa 10 hulu ledak, yang memiliki kekuatan 750-1000 kiloton, dan itu sama dengan 1.333 X lebih besar dari bom yang pernah dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki.

Jika antara Rusia dan Turki melakukan serangan palsu. Turki sengaja berpura-pura menyerang Rusia, lalu Rusia membalas serangan tapi tidak ke wilayah Turki tapi ke Eropa Barat dan AS. Hancurnya AS akan membuat Rusia menjadi adidaya lagi dan Turki bisa semakin berkuasa di Eropa barat.

Kemungkinan yang paling riil adalah, kita akan menyaksikan Suriah menjadi medan perang paling dahsyat antara Rusia dan AS. Turki, bersiap berjaga di bagian belakang memunguti rampasan perang, berupa minyak murah.

Jangan lupa, akhir-akhir ini Rusia telah menguji kesigapan NATO. Rusia juga memiliki armada bomber supersonik Tupolev Tu-160s, yang dapat lepas landar dari setiap bagian wilayah Rusia, termasuk terbang di atas Kutub Utara, cukup dengan meluncurkan rudal nuklir dari jarak yang aman di atas Atlantik, pesawat tersebut bisa kembali ke Rusia dan menonton dari hasil pengebomanya di siaran TV.

Escobar mengklaim bahwa Rusia dapat saja melumpuhkan hampir semua pangkalan militer NATO dengan senjata nuklir kecil taktis. Mengingat fakta ini bahwa pesawat Rusia telah berkali-kali menguji kesigapan udara NATO selama beberapa bulan terakhir, Moskow sepenuhnya siap untuk skenario serangan Nuklir dan memulai perang dunia ke 3.

Disisi lain di timur daerah Pasifik, Cina sedang menunggu kelumpuhan AS untuk mengantikan AS sebagai penguasa Pasifik, dan Korea Utara bersiap menghujani daratan AS dengan rudal nuklir Kim Jong-un. Bisa jadi menjadi akhir hayat atau mungkin musnahnya peradaban barat di Benua Asia dan Amerika.

Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE
77Powered by becek@2016